Budidaya kroto adalah sebuah usaha yang sangat menjanjikan, karena banyaknya para pecinta burung kicau dan pecinta ikan hias yang memanfaatkan kroto sebagai makanannya.
Saat ini permintaan kroto di pasaran terus meningkat, tetapi kroto dihabitat aslinya sudah mulai berkurang, jadi banyak yang memanfaatkan peluang ini untuk memenuhi permintaan pasar dengan cara membudidayakannya.
Tapi tidak sedikit para peternak kroto yang gagal atau gulung tikar disebabkan karena kurangnya pengetahuan.
Budidaya kroto memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, yaitu dibutuhkan kesabaran serta pengetahuan yang cukup agar bisa berhasil.
Ada beberapa hal yang sering diabaikan oleh para peternak kroto, terutama ternak kroto rumahan dengan media toples/paralon, sehingga mereka gagal panen atau produksi menurun.
Dalam artikel ini saya akan membahas tentang hal apa saja yang harus anda hindari, jika ingin sukses dalam usaha budidaya kroto.
Baca disini: Artikel atau pembahasan yang anda cari
Factor penyebab kegagalan budidaya kroto rumahan
1. Jangan mencampur koloni baru dengan koloni lama
Apabila anda sebelumnya sudah mempunyai bibit semut rangrang dan ingin menambah bibit baru, sebaiknya jangan menyatukan semut rangrang yang lama dengan semut rangrang yang baru.
Mengapa?…
Karena jika anda mencampurkan koloni lama dengan koloni yang baru maka akan terjadi perang besar-besaran dalam dunia semut.
Yaitu semut prajurit dan semut perawat akan bekerja sama menyerang koloni lain, karena menganggap ada koloni baru yang ingin merampas daerah kekuasaannya, dan akhirnya semut banyak yang mati sia-sia.
Solusinya: Jika anda ingin menambah koloni baru sebaiknya taruh dirak terpisah atau jika hanya memiliki satu rak maka sebaiknya pisahkan koloni baru di rak bagian atas dan koloni lama di rak bagian bawah.
Caranya dengan membatasi tiang rak menggunakan kain yang dilumuri oli, sehingga semut tidak bisa naik turun melewati kain tersebut.
2. Jangan meletakkan rak ditempat terbuka
Penempatan rak juga harus diperhatikan yaitu jangan menempatkan rak ditempat terbuka yang bisa terkena angin, hujan, atau terkena sinar matahari secara langsung, jika hal itu anda lakukan kemungkinan besar anda akan gagal panen.
Walaupun dihabitat aslinya semut terbiasa terkena sinar matahari secara langsung tetapi dalam sarang tersebut gelap, tidak seperti pada toples yang dapat ditembus sinar matahari secara langsung dan bisa mengakibatkan semut mati kepanasan.
Solusinya: Untuk budidaya kroto rumahan dengan media toples atau paralon, sebaiknya rak anda taruh ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari, angin,atau hujan secara langsung.
3. Jangan menempelkan rak pada dinding
Rak yang berada dekat dengan dinding juga bisa menyebabkan semut rangrang kabur dengan cara membuat jembatan yaitu semut saling berpegangan satu sama lainnya atau seperti gambar berikut.
Jadi usahakan jarak rak dengan dinding agak jauh, serta jangan lupa baskom pada tiang rak selalu terisi air/oli.
4. Jangan menempatkan rak ditempat yang banyak aktifitas
Satu lagi yang harus anda perhatikan adalah jangan menempatkan rak ditempat yang banyak aktifitas atau lalu lalang manusia dan hewan.
Karena jika sering dilewati orang/hewan yang tidak dikenal, bisa mengakibatkan semut stress dan menjatuhkan diri dari rak, atau sesama semut berantem karena menganggap adanya predator yang mengancam.
Solusinya: Taruh rak ditempat yang tenang dan hanya pemiliknya yang bisa keluar masuk ketempat tersebut, agar semut tidak stress dan merasa nyaman serta produksi bisa maksimal.
5. Jangan pernah beternak kroto tanpa ratu
Banyaknya informasi/artikel yang beredar tentang budidaya kroto tanpa ratu, dan terkadang membuat para pemula bingung.
Perlu anda ketahui bahwa semut rangrang berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 4 kasta, dan tiap kasta mempunyai tugas masing-masing seperti berikut:
a.) Semut ratu yang mempunyai tugas bertelur.
b.) Semut pejantan tugasnya mengawini semut ratu.
c.) Semut prajurit tugasnya adalah menjaga sarang atau koloninya dari gangguan binatang lain.
d.) Semut perawat yang sebenarnya adalah semut betina yang mandul dan tugasnya menjaga telur semut (kroto).
Dari situ sudah jelas bahwa yang bisa menghasilkan telur “kroto” hanya semut ratu, jadi jika anda ingin sukses budidaya kroto, jangan pernah coba-coba ternak kroto tanpa ratu.
Tapi bang saya sering menemui bibit kroto dari alam dan tidak ada ratunya?….
Oke saya jelaskan, memang sebenarnya bisa budidaya kroto tanpa ratu, tapi tidak akan bertahan lama.
Alasannya adalah: Ada 2 kemungkinan jika anda sering menemui sarang kroto tanpa ratu.
a. Sebelumnya ada ratunya tapi sudah mati atau berpindah tempat
Kemungkinan yang pertama adalah sebelumnya sarang tersebut ada ratunya tetapi sudah mati atau pindah tempat, jadi disaat anda mengambil sarang tersebut yang tersisa tinggal semut prajurit dan semut perawat, serta telur kroto peninggalan sang ratu.
b. Semut ratu membuat sarang baru
Kemungkinan yang kedua adalah semut ratu membuat sarang baru untuk memperbanyak koloni dan kroto masih terus bisa produksi, dengan cara semut ratu memberikan sedikit sperma yang sudah dibuahi kepada semut perawat, sehingga semut perawat bisa menghasilkan telur (kroto) tetapi sedikit dan tidak akan bertahan lama.
6. Jangan terlalu cepat menambah media kosong
Hal ini biasanya dilakukan para pemula yang ingin buru-buru mendapatkan hasil, sehingga terlalu cepat meletakkan media toples/paralon kosong.
Padahal cara ini sebenarnya salah, karena jika anda terlalu cepat menambah toples/paralon kosong, sedangkan toples/paralon yang lama belum terisi penuh.
Sehingga hanya akan membuat semut berpindah-pindah tempat atau membuat sarang baru, dan begitu seterusnya, akhirnya semut rangrang tidak focus untuk produksi telur/kroto, jadi besar kemungkinan anda akan gagal panen atau menunggu lebih lama lagi.
Solusinya: Jika anda ingin menambah toples yang baru sebaiknya tunggu toples yang lama terisi penuh dengan telur semut/kroto, dan jangan menambah toples kosong terlalu banyak, agar semut tetap bisa focus untuk produksi kroto.
7. Jangan terburu-buru memanen
Para pemula yang tidak sabar ingin menikmati hasilnya, biasanya selalu terburu-buru memanen kroto, padahal koloninya baru sedikit.
Solusinya: Apabila anda baru memulai budidaya kroto dan ingin sukses, sebaiknya biarkan telur semut/kroto yang pertama menetas dan menjadi semut rangrang untuk memperbanyak koloni, sampai jumlahnya lumayan banyak agar bisa dipanen secara bergantian.
Misalnya: Waktu pertama mulai anda sudah mempunyai 10 toples sarang semut, sebaiknya kroto jangan anda panen dulu, tunggu sampai menjadi 100 toples sarang semut.
Baru kroto bisa anda panen secara bergantian dan cara memanennya sebaiknya jangan habiskan kroto yang ada dalam toples, sisakan sekitar 10% agar semut tidak stress dan bisa langsung produksi lagi.
Kesimpulan: “Budidaya kroto sebenarnya tidak semudah yang kita baca dan kita dengar dari orang-orang, tetapi dibutuhkan pengetahuan serta kesabaran, maka dari itu kita dituntut untuk terus belajar dan selalu mencari informasi serta bertanya kepada yang lebih senior, agar siap menghadapi dan dapat mengatasi kendala/masalah yang terjadi.
Itulah beberapa factor yang harus anda hindari jika ingin sukses budidaya kroto rumahan, semoga bermanfaat dan jangan lupa like fanspage FB kami untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru dari kami. TERIMA KASIH.
Mantap ini, saya jadi tau pantangannya apa aja. Terimakasih banyak ya
Sama-sama gan, semoga bermanfaat..