Cara Menetaskan Telur Puyuh Untuk Membuat Bibit Puyuh Sendiri

cara menetaskan telur puyuh
Dalam usaha ternak puyuh, ada berbagai cara yang harus kita lakukan untuk mensiasati agar menghemat pengeluaran, namun tetap mendapatkan hasil yang maksimal apalagi untuk pemula, salah satunya adalah membuat bibit puyuh sendiri dengan cara menetaskan telur puyuh sendiri.

Keuntungan menetaskan telur puyuh sendiri selain sebagai bibit sendiri, ternyata juga bisa dijadikan sebagai usaha/bisnis yaitu usaha pembibitan burung puyuh (DOQ) yang juga memiliki peluang pasar yang sangat bagus.

Pada kesempatan ini, admin akan membagikan tips-tips dalam menetaskan telur puyuh, baik itu untuk bibit Ternak puyuh petelur ataupun bibit Ternak puyuh pedaging.

Cara membuat bibit puyuh sendiri

Baca juga: Jenis penyakit yang sering menyerang puyuh

Langkah-langkah yang harus anda lakukan dalam usaha pembibitan puyuh adalah:

1. Pemilihan induk

Syarat utama dalam usaha pembibitan burung puyuh yaitu anda harus memilih indukan yang memiliki kualitas bagus seperti:

  • Indukan betina harus produktif,
  • Baca disini: Cara membedakan puyuh jantan dan betina,
  • Indukan harus berbadan sehat dan tidak cacat,
  • Masa produksi telur indukan mencapai 1,5-2 tahun
  • Usia induk harus sudah mapan yaitu sudah berusia 3-4 bulan.

2. Persiapan kandang

Kandang untuk pembibitan puyuh bisa menggunakan kandang model baterai atau kandang model litter, Baca juga: Cara membuat kandang puyuh yang mudah dan murah, sedangkan untuk lokasinya harus tenang dan jauh dari kebisingan.

Kandang harus mempunyai sirkulasi udara yang baik, dan jenis kandang yang harus dipersiapkan adalah kandang untuk calon induk jantan dan betina, kandang untuk perkawinan, serta kandang untuk DOQ.

Untuk ukuran kandang model litter bisa dibuat dengan kepadatan 40-60 ekor/m2, dengan perbandingan 1:4 yaitu 1 ekor puyuh jantan dan 4 ekor puyuh betina.

3. Pemilihan telur

Syarat agar daya tetas telur maksimal adalah dengan memilih telur puyuh yang bagus, agar telur menetas semua dan tidak mengalami kerugian, dan berikut ini adalah ciri-ciri telur yang memiliki daya tetas tinggi:

  • Telur terlihat bersih,
  • Bentuknya oval,
  • Beratnya antara 10-11 gram,
  • Cangkang telur tampak halus,
  • Tebal cangkang telur rata,
  • Serta warnanya putih dengan corak hitam.

4. Cara menetaskan telur puyuh

cara menetaskan telur puyuh

Apabila sudah memiliki syarat induk dan telur tetas seperti di atas, sekarang saatnya melakukan proses penetasan, siapkan mesin tetas yang mampu menampung sekitar 600-1000 butir telur serta memiliki pengaturan suhu yang otomatis.

Cara menetaskan telur burung puyuh diawali dengan meletakkan telur yang akan ditetaskan dalam penampung telur (Egg tray), dengan posisi bagian telur yang tumpul menghadap ke atas.

Telur harus dibolak-balik setiap hari sebanyak 2-3 kali di waktu yang sama, cara ini bertujuan agar semua bagian telur bisa terkena panas yang merata.

a). Pada hari ke 1-2

Pada dua hari pertama atur suhu pada kisaran 38°-39°C, dengan semua ventilasi dalam keadaan tertutup rapat, dan pintu mesin penetas jangan dibuka-buka, biarkan telur pada tempatnya karena pada dua hari pertama pembalikan telur belum dilakukan.

b). Pada hari ke 3-7

Pada hari ke 3 suhunya masih tetap sama, namun untuk ventilasinya sudah bisa mulai dibuka sedikit atau ¼ bagian, kemudian pada hari ke 5 dibuka ¾ bagian, dan pada hari ke 6 ventilasinya sudah bisa dibuka seluruhnya.

Pada hari ke 3 telur puyuh harus sudah mulai dibalik minimal 2 kali sehari, untuk pembalikan telur dapat dilakukan dengan cara menggelinding-gelindingkan dengan telapak tangan, sehingga tidak perlu memutar telur satu persatu, sebab akan memerlukan waktu yang cukup lama.

Namun jika menggunakan mesin penetas otomatis pembalikan telur cukup dengan memiringkan rak/penampungan telur kekiri atau kekanan saja.

Tujuan dari pembalikan telur adalah agar supaya embrio dalam telur tidak melekat pada salah satu sisi telur yang dapat menyebabkan telur tidak menetas, dan untuk memastikan bahwa proses penetasan berlangsung atau tidak, anda bisa mengeceknya dengan cara berikut ini:

Cara memastikan bahwa proses penetasan berlangsung atau tidak

Pada hari ke 5 atau ke 7 ambil 2-5 butir telur sebagai contoh/sampel, lalu periksa menggunakan teropong dengan lampu untuk melihatnya, apakah ada embrio yang tumbuh didalam telur atau tidak.

Namun jika anda masih ragu, cara yang lebih mudah adalah pecahkan saja satu telur dan lihat apakah ada titik galur merah pada telur atau tidak, apabila ada maka itu pertanda bahwa proses penetasan sedang berlangsung.

c). Pada hari ke 8-14

Suhu ruangan harus tetap dijaga agar stabil dan sama seperti sebelumnya, biarkan ventilasi tetap terbuka semua dan proses pembalikan telur masih tetap dilakukan setiap hari.

d). Pada hari ke 14-17

Pada hari ke 14 pembalikan telur sudah mulai dihentikan sampai telur menetas semua, apabila proses penetasan normal atau tidak ada kendala teknis seperti mati lampu dan suhu tetap stabil pada kisaran 38°-39°C.

Biasanya pada hari ke 17-18 telur puyuh sudah menetas semua atau bisa dibilang proses penetasan telur puyuh sudah selesai, dan apabila bulu-bulu anak puyuh (DOQ) sudah mengering, maka DOQ siap untuk dipindahkan ke kandang boks atau dijual sebagai bibit puyuh.

Catatan: “Dalam proses penetasan anda juga bisa mematikan temperatur atau lampu pemanas sedikitnya 15 menit setiap hari, hal ini dimaksudkan agar memberikan kesempatan bagi telur untuk “mengatur diri”.

Karena yang kita ketahui pada telur yang dierami induknya, sesekali induknya keluar untuk mencari makan/minum, pada saat itulah telur akan menjadi dingin untuk beberapa saat.

Hal tersebut sebenarnya hanyalah sekedar saran dan boleh dilakukan atau boleh juga tidak, karena berdasarkan pengalaman pribadi, tidak dilakukan pun telur tetap bisa menetas.

Demikianlah sedikit tips menetaskan telur puyuh untuk membuat bibit puyuh sendiri yang bisa saya sampaikan,dan semoga sejahtera peternak Indonesia, TERIMAS KASIH.

3 pemikiran pada “Cara Menetaskan Telur Puyuh Untuk Membuat Bibit Puyuh Sendiri”

    • Gak bisa gan, karena telur puyuh yang di jual dipasaran kebanyakan adalah telur dari indukan yang tanpa pejantan, jadi gak mungkin bisa menetas.

      Balas

Tinggalkan komentar